Kita harus pahami siklus metabolisme energi, bahwa ransum tidak serta merta seperti yang diharapkan. Intake energi yang kita berikan masih bersifat kotor (energi bruto). 20 -50 % dari makanan dan dari metabolisme akan dibuang dalam bentuk feses (kotoran). Dari energi yang tercerna 5 – 12 % masih terlepas dalam bentuk gas seperti CH4 (methan) dan urin. Sisanya sebagai energi yang termetabolisme akan digunakan untuk menopang kebutuhan pokok (basal), bila ada energi yang lebih, baru digunakan untuk pertumbuhan seperti terbentuknya daging.
Jadi menarik adalah berapa kebutuhan maintenance sesuai dengan umur dan berat badan. Bila nutrisi yang diberikan hanya sebatas memenuhi kebutuhan pokok, ia hanya tumbuh standart. Bila kurang akan tumbuh kurus dan bila berharap produksi daging (gemuk) maka harus memberi nutrisi lebih. Perlu diingat bahwa tubuh punya ambang batas dalam kemampuan metabolisme. Pemberian nutrisi sangat berlebih juga percuma, karena hanya terbuang dengan menigkatnya produk feses dan urin. Tingginya Sisa kandungan nutrisi pada feses dan urin membuat aktifasi bakteri pembusuk meningkat. Bau kandang lebih menyengat dengan tingkat polusi tinggi yang rawan menimbulkan penyakit dan kematian. Kegagalan panen pada unggas karena tingginya angka kematian terjadi karena tingkat polusi yang berlebih yang sering justru dipicu oleh kelebihan pakan.
Berikut tabel nutrisi beberapa bahan baku ransum itik:
*jurnal peternak
Posted in: 
0 comments:
Posting Komentar